Film “Never Let Me Go” merupakan film yang
diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Kazuo Ishiguro. Awal film
ini menceritakan tentang alur maju seorang perawat yang melihat pasien yang
akan mendonorkan organnya. Alur maju yang singkat ini membuat saya penasaran
karena menurut saya, jarang sekali ada orang yang mau cuma-cuma mendonorkan
organnya denga cuma – cuma ini.
Pertanyaan saya terjawab setelah film ini
mengarah ke alur mundur perawat yang bernama Katty H. Cerita di film ini
membawa saya ke kisah tiga seorang sahabat, yaitu Katty H, Ruth, dan Tommy. Mereka
hidup seperti anak-anak lain yang sekolah berasrama dan hidup elit. Sekolah
mereka bernama Hailsham. Film ini menceritakan di mana Hailsham itu adalah
sekolah asrama elit, dimana siswa-siswinya di absen menggunakan peralatan
canggih, minum susu setiap hari, dan di check kesehatannya secara rutin oleh
dokter. Menurut saya untuk ukuran tahun 70-an seperti yang diceritakan oleh
film ini, kehidupan mereka memang sangat elit dan membuat saya berpresepsi
bahwa mereka ini adalah anak-anak orang kaya.
Cerita lain yang mendominasi adalah kisah
tiga orang sahabat ini. Seperti sahabat lainnya, mereka terlihat menyemangati
satu sama lain, apalagi yang paling menonjol di awal cerita adalah Katty sangat
perhatian ke Tommy. Saya awalnya berpikir bahwa ini hal yang wajar-wajar saja,
maksud saya hal ini sangat biasa untuk ukuran teman. Apalagi disini Tommy
diceritakan sebagai anak yang tidak suka olahraga dan arts (seni), pemarah, dan sering di jauhi oleh teman laki-lakinya.
Tommy disini juga digambarkan sebagai anak yang tidak terlalu pintar yang
selalu mengulang atau menjawab menggunakan jawaban yang sama dengan orang lain.
Di saat-saat seperti inilah Katty yang selalu menenangkan Tommy, membantu Tommy
menjawab ketika ia kesulitan menjawab pertanyaan, dan lain-lain. Menurut saya
ini adalah ukuran yang biasa untuk seorang teman. Yang kemudian saya pikirkan,
kenapa Ruth malah tidak pernah ikut menghibur Tommy sebagai teman. Ruth juga disini
terlihat seperti tidak terlalu perhatian ke Katty dan Tommy.
Hal lain yang membuat presepsi saya
berubah adalah ketika Ruth menceritakan laki-laki yang disukai oleh banyak
teman-temannya, Katty malah sebaliknya tidak suka, dan berpikir bahwa Tommy
lebih baik. Awalnya saya pikir dia hanya membela-bela biasa. Namun ternyata
saya kemudian berubah pikiran ketika dia berani menenangkan Tommy yang sedang
marah dan ia tidak balik marah ketika Tommy tidak sengaja memukulnya. Duduk
didekat Tommy ketika tidak ada yang mau menemaninya duduk untuk makan. Hal ini
diperkuat saat mereka ternyata tidak sengaja saling bertatapan dan tersenyum.
Saya juga berpikir bahwa tidak hanya Katty yang suka kepada Tommy, tapi Tommy
juga sebenarnya suka. Karena Tommy juga sangat perhatian ke Katty, karena ia sempat
menghibur Katty dengan memberikan sebuah kaset ketika Katty merasa sedih.
Setelah sekian lama film ini menceritakan
kisah tentang mereka berdua, kemudian tiba-tiba Ruth datang. Ia yang kemudian
merebut posisi Katty. Ia terlihat sangat agresif. Dan membuat cinta Katty dan
Tommy kemudian berhenti seketika sampai akhirnya mereka dewasa dan tinggal di
Cottage. Film ini tidak menceritakan tentang awal mula kedekatan Ruth dan
Tommy. Menurut saya, Ruth hanya tiba-tiba mengisi kekosongan di antara mereka
berdua tanpa alasan yang jelas, padahal awalnya Ruth sepertinya tidak tertarik
pada Tommy.
Arah dari film ini kemudian jelas saat
saya mengetahui bahwa mereka ini adalah calon-calon pendonor untuk seseorang
diluar sana. Guru mereka yang menceritakan hal ini kepada mereka dengan perlahan-lahan
namun sangat menyakitkan. Membuat saya merasa sangat miris adalah karena mereka
hanyalah anak-anak yang dipersiapkan untuk mati tanpa cita-cita seperti layaknya
anak-anak normal yang lain yang mungkin bercita-cita menjadi seorang aktor,
pilot, dokter, dll.
Cerita mereka yang kemudian tumbuh besar
dan tinggal di Cottage ini yang membuat saya baru mengerti bahwa ternyata
mereka adalah produk kloningan yang akan diambil organ-organnya saat
pengkloningnya membutuhkan. Yang membuat saya sangat kesal adalah mereka
seperti tidak berdaya untuk memberontak, melawan atau mencoba untuk kabur ke
luar negeri atau bagaimana agar mereka bisa bebas dan tidak terikat. Karena
cerita di film ini hanya terus menceritakan mengenai mereka yang terus menerus
mempercayai mitos-mitos penangguhan donasi yang belum tentu kebenarannya,
terutama mitos mengenai cinta sejati.
Hal lain yang membuat saya miris adalah
mereka seolah-olah tidak pernah melihat dunia luar, sehingga mereka merasa
sangat canggung ketika mereka berjalan ke kota. Ini yang juga akhirnya membuat
saya penasaran, mengenai kenapa sebenarnya mereka dibiarkan hidup sendiri tanpa
ada interaksi, apakah ini memang disengaja oleh pihak yang mengawasi mereka
atau hanya karena mereka tidak bisa beradaptasi akibat terlalu lama tinggal di
asrama Hailsham yang orang –orangnya itu itu saja, atau bagaimana, karena
cerita ini tampak terlalu mengambang tanpa penjelasan.
Cerita lain di cottage adalah mengenai
kedekatan hubungan Ruth dan Tommy. Cerita mengenai Katty yang selalu sabar
terhadap Ruth, walaupun Ruth, temannya sendiri, kadang terlihat jahat dan
memojokkan Katty juga kadang membuat saya kesal. Sampai pada akhirnya rumor penangguhan
donasi lewat cinta sejati ini memisahkan mereka bertiga.
Karena berbagai hal yang terjadi sampai
akhirnya Katty memutuskan untuk menjadi perawat. Hidup Katty juga terlihat
membaik karena ia terlihat seperti menikmati pekerjaannya itu. Pekerjaannya
itupula yang membawanya kembali bertemu Ruth yang telah menyelesaikan donasi
keduanya. Katty yang akhirnya memutuskan untuk menjadi perawat tetap Ruth
akhirnya membawanya kembali ke Tommy. Namun di akhir cerita ini. Ruth dan Tommy
akhirnya meninggal, dan Katty pun bersiap untuk menjalani donasi pertamanya
setelah kehilangan Tommy.
Film tentang manusia pendonor organ tidak
hanya ini, sebelumnya saya juga pernah menonton film “Sister Keeper”, walaupun film itu tidak menceritakan
tentang manusia kloningan seperti film ini.
Menurut saya, pendonor paksaan adalah hal yang sangat tidak
berperikemanusiaan. Walaupun pendonor organ memang sangat dibutuhkan, terutama
untuk orang-orang yang memiliki komplikasi yang parah pada organ tertentu
sehingga dibutuhkan transplantasi organ dalam waktu dekat.
Hal lain yang menyebabkan sumber daya
pendonor ini sangat dibutuhkan adalah karena kesulitan untuk mencari pendonor. Faktanya,
sangat jarang ada orang yang mau mendonorkan organnya secara cuma – cuma atau
bahkan dengan imbalan biaya pun belum tentu ada yang mau. Selain itu organ yang
akan dikloning pun kadang belum tentu cocok diterima oleh tubuh penerimanya.
Sehingga pendonor merupakan orang yang harus memiliki organ yang identik atau
hampir sama dengan pemilik, maka dari
itu biasanya pendonor diambil dari keluarga penerima organ tersebut.
Hal inilah yang membawa kita ke konflik
film yang lain, yaitu pendonor adalah kloningan orang yang akan menerimanya.
Pendonor yang identik dengan penerima inilah yang menjadikan kemungkinan untuk
diterimanya organ-organ tersebut oleh tubuh penerima menjadi jauh lebih besar.
Selain itu telah tersedianya kloningan ini memudahkan penerimanya ketika ia
membuthkan organ tersebut, sehingga dia tidak perlu sibuk mencari pendonor.
Film ini sangat menghibur dan mengedukasi.
Terutama dari segi baik buruknya kloning, walaupun sisi buruknya jauh lebih
besar dan mendominasi daripada sisi baiknya. Kloning yang merupakan salah satu
rekayasa genetika sampai saat ini masih terus dipelajari dan diteliti walaupun
sudah menumbuhkan berbagai kontroversi dari sisi mana saja terutama dari segi
agama.
Semoga bermandaat :)
Semoga bermandaat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar