“Membiasakan yang Benar, bukan
Membenarkan yang Biasa”
Kebiasaan
adalah suatu bentuk perbuatan, tingkah laku, ucapan dan lain-lain yang muncul
akibat sering diulang-ulang atau sudah sangat sering dikerjakan sehingga sangat
sulit untuk dilepaskan lagi. Budaya membenarkan yang biasa sangat
berpengaruh terhadap diri seorang insan, keluarga, masyarakat, dan negara.
Membenarkan yang biasa memang baik apabila kebiasaan itu baik, namun apabila
kebiasaan itu buruk, akan lain ceritanya.
Contoh-contoh budaya ‘membenarkan
yang biasa’ yang saya rasa sudah muncul dalam lingkungan masyarakat Indonesia,
antara lain :
1.
Mencontek
dan mengerpe itu biasa
Akibat dari budaya ini, generasi muda sebagian besar
menganggap nilai adalah segala-galanya dibandingkan ilmu.
2.
Membuang
sampah sembarangan itu biasa
Budaya ini mengakibakan kita menjadi tidak berpikir
dua kali lagi untuk membuang sampah di sembarang tempat. Membuangnya di sungai,
kolong meja sekolah, jalan raya, dan sudut-sudut bahkan tak segan membuangnya
di tengah-tengah kota. Padahal sebenarnya, kebersihan, kenyaman, kerindangan
sebuah negara sangat penting, selain untuk menjaga kesehatan juga hal ini cukup
untuk menarik para wisatawan luar negeri untuk datang ke negara tersebut.
3.
Ghibah
itu biasa
Budaya ini sangat luas, tidak hanya di negara kita,
tapi juga di luar negeri. Bahkan mungkin saya juga sering melakukannya. Namun
kita sebagai seorang muslim, haruslah mengingatkan diri kita masing-masing juga
mengingatkan orang lain untuk sama-sama menghindari perbuatan yang sudah sangat
biasa ini.
4.
Terlambat
itu biasa
Masih
banyak lagi budaya-budaya membenarkan yang biasa yang sudah sangat lekat pada
diri seseorang yang saya tidak cantumkan. Sebenarnya, hal ini menjadi biasa
karena disebabkan oleh beberapa factor yang sangat berpengaruh terhadap
kehidupan orang tersebut. Misalnya keluarga, lingkungan, pergaulan atau mungkin
factor dari dalam diri orang itu sendiri.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk
menghilangkan budaya ‘membenarkan yang biasa’ adalah dengan membudayakan kalimat
‘Membiasakan yang Benar’. Contoh-contoh usaha yang telah dan dapat
dilakukan untuk membudayakannya adalah,
misalnya :
1.
Mengingatkan
diri sendiri bahwa perbuatan yang kita ulang-ulang akan menjadi kebiasaan yang
sulit dilepaskan. Mengingatkan diri sendiri untuk membuang sampah pada
tempatnya, tidak menyontek, tidak menggunjing orang lain, berusaha tepat waktu,
dan lain lain.
2.
Kebiasaan
baik yang orang tua telah ajarkan kepada kita, hedaknya kita jadikan kebiasaan
yang melekat pada diri kita.
3.
Kebiasaan
yang sekolah atau asrama tanamkan kepada anak-anak muridnya.
Sebenarnya
berjalan atau tidaknya usaha-usaha yang diatas dan usaha-usaha lainnya, bergantung
pada diri orang itu sendiri.
‘at the first you make habits, at the last habbits
make you’
awalnya kamu
yang membuat kebiasaan, pada akhirnya kebiasaan itulah yang membentukmu
Semoga bermanfaat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar