Terinspirasi : Pelajaran Agama Islam SMA Bab 4
‘Perilaku Terpuji’
“JIHAD?”
Hari
ini aktivitasku begitu begitu saja. Bangun tidur, solat, makan, mandi, ke
sekolah, belajar, bercanda dengan teman teman, lalu pulang lagi ke asrama, lari
lari sore, mengaji, mengerjakan tugas, lalu tidur dengan pulas. Semuanya
kulakukan tanpa hambatan. Mungkin semua ini bukan hanya aku saja yang
merasakan, hampir semua teman-temanku melakukan hal yang sama. Semuanya. Aku
tidak berbicara tentang aktivitas yang sama, tapi aku berbicara tentang ‘kebebasan’
kita melakukan apapun yang kita inginkan.
Namun,
hal ini tidak sama dengan yang dirasakan oleh saudara-saudaraku yang disana.
Yang apabila ia ingin tidur, ia berusaha tetap terjaga. Apabila ia ingin
beribadah maka ia tetap waspada. Bibirnya tidak berhenti mengucapkan
kalimat-kalimat mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa, memohon ampun, perlindungan
dan pertolongan-Nya. Negeri itu adalah Palestina.
Guru
agamaku kurang lebih berkata seperti ini “orang islam itu apabila saudaranya
disakiti, maka ia juga akan merasa sakit yang sama”. Namun, kenyataannya hanya
segelintir orang yang merasakan kesedihan mereka dan hanya sebagian kecil
lainnya yang ingin berupaya untuk selalu berdoa dan membantu untuk
menghilangkan penderitaan mereka dengan berbagai cara, seperti mengumpulkan
sumbangan, menjadikan dirinya sebagai tenaga medis bahkan mengambil keputusan
untuk berjihad fii sabilillah.
Tragisnya,
sebagian besar lainnya tidak peduli, pura-pura tidak tahu bahkan malah membantu
musuh Islam untuk memerangi negeri Palestina dengan cara selalu menggunakan
produk-produk Israel juga negara-negara sahabatnya semisal Amerika. Namun guru
agamaku mengatakan bahwa kita tidak boleh memaksakan kehendak untuk boikot
besar-besaran seluruh produk mereka. Karena hal itu akan menyiksa diri kita
sendiri. Misalnya adalah produk Microsoft buatan Amerika. Kita tentu akan
dipersulit apabila kita memboikot produk tersebut.
Dalam
AlQuran, permusuhan antara palestina dan Israel banyak disebutkan. Dan hingga
saat ini, permusuhan itu belum selesai. Warga-warga Palestina harus waspada
setiap hari dan setiap jam. Karena negeri mereka di bentengi oleh Israel. Tidak
hanya dibentengi, mereka juga sekaligus sering melemparkan bom-bom dan rancun
kimia lewat udara, penyiksaan dan lain-lain. Israel dibantu oleh Amerika
meneyebarkan fitnah bahwa islam adalah teroris. Bercadar adalah teroros, dan
lain-lain. Tidakkah kita merasakan sakit apabila saudara kita diperlakukan
kejam secara terus menerus?
Banyak
hal yang sebenarnya bisa kita lakukan sebagai bentuk peduli kita terhadap
rakyat Palestina. Tidak hanya dengan berjihad dan terjun langsung membantu
mereka yang ada di sana. Kita juga dapat membantu mereka dengan cara sering
mendoakan mereka, belajar yang tekun, memberikan sumbangan, berusaha memboikot
barang-barang musuh, dan lain-lain.
Namun
kadang, ada beberapa oknum yang salah mengartikan jihad itu sendiri. Contoh
kasus yang paling dekat dengan kita adalah kasus Bom Bali. Mereka bukan
berjihad. Jihad memiliki adab-adab tertentu sehingga tindakan mereka tidak bisa
disebut berjihad. Pelaku bom Bali bisa disebut teroris. Dampak yang mereka
hasilkan pun bukan dampak yang positif melainkan dampak negatif. Karena, mereka
memberikan ketakutan atau trauma baik itu untuk rakyat Indonesia, para
wisatawan asing, dan keluarga korban terhadap ancaman bom-bom yang
mencurigakan, dan lain-lain. Karena itu ilmu yang masih menimbulkan
keragu-raguan diterima tidak untuk ditelan mentah-mentah tetapi perlu disaring
terlebih dahulu, sehingga tidak menimbulkan hal yang membawa ke fasikan. Semoga
kita mendapatkan ilmu yang berguna bukan ilmu yang memberikan kesesatan. Amin.
Semoga
bermanfaat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar