Senin, 24 Juni 2013

JIHAD

Terinspirasi : Pelajaran Agama Islam SMA Bab 4 ‘Perilaku Terpuji’



“JIHAD?”



Hari ini aktivitasku begitu begitu saja. Bangun tidur, solat, makan, mandi, ke sekolah, belajar, bercanda dengan teman teman, lalu pulang lagi ke asrama, lari lari sore, mengaji, mengerjakan tugas, lalu tidur dengan pulas. Semuanya kulakukan tanpa hambatan. Mungkin semua ini bukan hanya aku saja yang merasakan, hampir semua teman-temanku melakukan hal yang sama. Semuanya. Aku tidak berbicara tentang aktivitas yang sama, tapi aku berbicara tentang ‘kebebasan’ kita melakukan apapun yang kita inginkan.
            Namun, hal ini tidak sama dengan yang dirasakan oleh saudara-saudaraku yang disana. Yang apabila ia ingin tidur, ia berusaha tetap terjaga. Apabila ia ingin beribadah maka ia tetap waspada. Bibirnya tidak berhenti mengucapkan kalimat-kalimat mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa, memohon ampun, perlindungan dan pertolongan-Nya. Negeri itu adalah Palestina.
Guru agamaku kurang lebih berkata seperti ini “orang islam itu apabila saudaranya disakiti, maka ia juga akan merasa sakit yang sama”. Namun, kenyataannya hanya segelintir orang yang merasakan kesedihan mereka dan hanya sebagian kecil lainnya yang ingin berupaya untuk selalu berdoa dan membantu untuk menghilangkan penderitaan mereka dengan berbagai cara, seperti mengumpulkan sumbangan, menjadikan dirinya sebagai tenaga medis bahkan mengambil keputusan untuk berjihad  fii sabilillah.
Tragisnya, sebagian besar lainnya tidak peduli, pura-pura tidak tahu bahkan malah membantu musuh Islam untuk memerangi negeri Palestina dengan cara selalu menggunakan produk-produk Israel juga negara-negara sahabatnya semisal Amerika. Namun guru agamaku mengatakan bahwa kita tidak boleh memaksakan kehendak untuk boikot besar-besaran seluruh produk mereka. Karena hal itu akan menyiksa diri kita sendiri. Misalnya adalah produk Microsoft buatan Amerika. Kita tentu akan dipersulit apabila kita memboikot produk tersebut.
Dalam AlQuran, permusuhan antara palestina dan Israel banyak disebutkan. Dan hingga saat ini, permusuhan itu belum selesai. Warga-warga Palestina harus waspada setiap hari dan setiap jam. Karena negeri mereka di bentengi oleh Israel. Tidak hanya dibentengi, mereka juga sekaligus sering melemparkan bom-bom dan rancun kimia lewat udara, penyiksaan dan lain-lain. Israel dibantu oleh Amerika meneyebarkan fitnah bahwa islam adalah teroris. Bercadar adalah teroros, dan lain-lain. Tidakkah kita merasakan sakit apabila saudara kita diperlakukan kejam secara terus menerus?
Banyak hal yang sebenarnya bisa kita lakukan sebagai bentuk peduli kita terhadap rakyat Palestina. Tidak hanya dengan berjihad dan terjun langsung membantu mereka yang ada di sana. Kita juga dapat membantu mereka dengan cara sering mendoakan mereka, belajar yang tekun, memberikan sumbangan, berusaha memboikot barang-barang musuh, dan lain-lain.
Namun kadang, ada beberapa oknum yang salah mengartikan jihad itu sendiri. Contoh kasus yang paling dekat dengan kita adalah kasus Bom Bali. Mereka bukan berjihad. Jihad memiliki adab-adab tertentu sehingga tindakan mereka tidak bisa disebut berjihad. Pelaku bom Bali bisa disebut teroris. Dampak yang mereka hasilkan pun bukan dampak yang positif melainkan dampak negatif. Karena, mereka memberikan ketakutan atau trauma baik itu untuk rakyat Indonesia, para wisatawan asing, dan keluarga korban terhadap ancaman bom-bom yang mencurigakan, dan lain-lain. Karena itu ilmu yang masih menimbulkan keragu-raguan diterima tidak untuk ditelan mentah-mentah tetapi perlu disaring terlebih dahulu, sehingga tidak menimbulkan hal yang membawa ke fasikan. Semoga kita mendapatkan ilmu yang berguna bukan ilmu yang memberikan kesesatan. Amin.

Semoga bermanfaat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar