Minggu, 30 Juni 2013

Perubahan Indonesia

Terinspirasi : Pelajaran Agama
“Perubahan”


Semua orang tahu, bahwa kita (Indonesia) memiliki kebudayaan yang beragam, kepulauan yang tersebar, bahasa yang beragam. Sumber daya alam yang melimpah. Sangat banyak nikmat yang Allah berikan kepada negara kita.Sebenarnya kita memiliki peluang yang besar untuk menjadi negara yang maju. Namun sayangnya, beberapa dari kita memiliki penyakit yang sangat berbahaya, yaitu tidak pernah bersyukur.
Karena kurang memiliki rasa bersyukur itulah yang menyebabkan sebagian dari kita  menjadi terlalu sibuk mencari kekurangan atau kelemahan negara kita sendiri. Secara subjektif saya dapat menyimpulkan bahwa kebanyakan dari rakyat Indonesia memiliki rasa nasionalisme yang kurang, tidak punya semangat untuk bangkit, merasa memiliki negara yang terbelakang, minder dan malu memiliki negara seperti Indonesia serta sifat buruk lainnya. Berikut adalah percakapan yang sering saya temui:


A: nonton ke bioskop yuk. Ada film baru, judulnya ***(film barat)
B: gimana kalo kita nonton yang itu aja? (nunjuk ke film buatan Indonesia, judulnya Katanya.. Tanah Surga)
A: Ihh, engga ah. Pasti ga seru.


A: besok nonton konser band-band indo yok. Banyak yang datang loh
B : yaelah mending aku simpan uangku buat beli tiketnya Super Show (Super Junior Concert).



A: Wah. Bindermu lambang negara Amerika Serikat ya
B : Hehe, iya. Baguskaaan?
 
                Mungkin secara tidak sadar, mereka telah meremehkan negara sendiri. Contohnya adalah banyak remaja yang rela-rela mengantri berjam-jam dan membayar ratusan bahkan jutaan rupiah untuk menonton konser artis, penyanyi, boyband, dan lain-lain milik luar negeri. Mengidolakan artis dari luar negeri dan begitu merendahkan artis atau pun budaya dari dalam negeri. Menyedihkan.
                Berbangga-bangga menggunakan produk luar. Menggunakan binder, baju, tas, dan lain-lain berlambangkan negara adikuasa. Apa maksudnya? Saya sangat sangat jarang menemui orang Indonesia yang dengan bangga memamerkan bendera negara Indonesia. Apakah karena malu? Entahlah.
                Contoh lainnya adalah ekspor besar-besaran bahan-bahan mentah dan sda Indonesia. Semua sumber daya alam yang kita ekspor keluar negeri akan diolah oleh negara-negara bertekhnologi, setelah itu mereka akan menjualnya kepada negara kita tentu dengan harga yang lebih mahal. Lalu kapan kita bisa jadi negara maju apabila kita seperti ini terus? Kita hanya perlu belajar lebih banyak bagaimana menguasai tekhnologi. Setelah itu, apakah masih ada anggapan bahwa Indonesia tidak mungkin menjadi salah satu negara maju?
                Seharusnya, dengan masalah-masalah seperti ini, kita menjadi termotivasi untuk mengembangkan kreativitas. Intinya adalah PERUBAHAN. Kita butuh perubahan. Mulai dari hal kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan, menghargai orang lain, banyak membaca, semangat belajar, tidak mencontek (jujur), berani menghasilkan ide dan pendapat yang berbeda, bangga berkebangsaan Indonesia, dan lain-lain. Apabila rakyat Indonesia saling menghargai kreativitas masing-masing dan setiap individu melakukan perubahan besar-besaran. Who can say that is still impossible?
Semoga bermanfaat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar